MAKALAH
Manusia dan
Penderitaan
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar
Dosen Pengampu :
Linda Handayani
Disusun oleh :
1.
Marcel (21221106)
2.
Nisrina Athirah (21221492)
3.
Nova Arriyanti Ningrum (21221504)
4.
Nur Agnes Agustin (21221520)
5.
Rahmat Riano Sazen (21221602)
6.
Rahmadhanti Safitri (21221676)
7.
Ridha Farhanah (21221746)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah
SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Jakarta, 11 Oktober 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
2.6 Gejala-Gejala Permulaan pada Orang yang Mengalami
Kekalutan
2.8 Sebab-Sebab Timbulnya Kekalutan Mental
2.9
Penderitaan, Media Masa, dan Seniman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia
yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Penderitaan yang ringan
atau berat. Hidup tidak selalu bahagia tuhan memiliki cara untuk mengukur
seberapa kuat ketaatan iman kita. Bahkan hidup didunia pun tidak selalu
susah,sedih ataupun menderita. Terkadang manusia diberikan kesenangan duniawi
manusia akan melupakan batasan-batasan yang telah ditetapkan sehingga tuhan
akan memberikan cobaan untuk membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang
tanpa kita duga, manusia tidak akan pernah tau kapan, jam berapa, menit
keberapa dan detik keberapa penderitaan datang menghampiri hidupnya. Manusia
hanya perlu menjalankan hidup dengan sebaik-baiknya patuh dengan aturan yang
berlaku dan sesuai agama atau kepercayaan
yang ia anut.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
masalah-masalah yang dibahas :
1. Apa pengertian penderitaan dan sebabnya?
2.
Apa
saja jenis jenis penderitaan?
3.
Apa
pengertian siksaan?
4.
Apa
yang dimaksud siksaan bersifat psikis?
5.
Apa
yang dimaksud kekalutan mental?
1.3
Tujuan
1.
Mendeskripsikan
pengertian dari penderitaan
2.
Mendeskripsikan
penyebab penderitaan
3.
Mendeskripsikan
penderitaan yang bersikap psikis dalam Ilmu Budaya Dasa
4. Mendeskripsikan
Kekalutan Mental
5.
Mendeskripsikan
Sebab-Sebab Timbulnya Kekalutan Mental
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, derita
berasal dari bahasa sansekerta, dhra berarti menahan atau menanggung. Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia derita artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang
tidak menyenangkan. Derita lawan kata dari kesenangan ataupun kegembiraan.
2.2 Penderitaan dan
Penyebab
Sebab- sebab timbulnya penderitaan dibagi
sebagai berikut :
1.
Penderitaan
timbul karena perbuatan buruk manusia
2.
Penderitaan
yang menimpa manusia karena perbuataan buruk manusia terjadi hubungan manusia
dengan alam sekitar. Karena perbuatan buruk sesama manusia, maka manusia lain
menjadi menderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya menyebabkan
penderitaan manusia. Kesadaran timbul setelah musibah mebuat manusia menderita.
3.
Penderitaan timbul akibat penyakit, siksaan
atau azab
Namun
kesabaran, tawakal dan optimis merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan.
2.3 Jenis Kesedihan
Setiap
kesedihan membawa tantangan tersendiri untuk dihadapi. Contoh musibah atau
kesedihan dapat melahirkan reaksi berbeda dan bagaimana bertindak
⦁ Kehilangan orang tua
Hubungan
antara orangtua dan anak tentu menjadi salah satu jenis hubungan yang ikatan
batin dan psikisnya paling erat. Perpisahan menjadi suatu yang sangat berat.
Kadang sebagian orang kesulitan menghadapi momen perpisahan dengan orang tua.
⦁ Keguguran
Kehamilan
merupakan suatu hal yang dinanti-nantikan bagi banyak pasangan Rencana tidak
selalu berjalan dengan mulus. Masalah genetik dapat menyebabkan pasangan sulit
mendapatkan anak. Seorang ibu merasa lebih kehilangan dibandingkan pasangannya.
Dan seorang laki-laki umumnya, mereka menahan emosi terdalamnya. Dengan
dukungan mereka dapat menghadapi kenyataan.
⦁ Kehilangan anak
Jika
bayi lahir belum beberapa hari kemudian dipanggil yang maha kuasa, seoarang ibu
umumnya memiliki perasaan menyalahkan dirinya dan bertanya apa kesalahan yng
dibuat sehinnga anaknya meninggalkannya. Umumnya pasangan mencoba memberikan
dukungan yang rasional. Harus berusaha keras dengan tidak mencoba mencari
penyebab hal itu terjadi.
Orang
tua umumnya merasa sangat syok, mereka akan menderita dan sulitmenerima
keadaan. Menyulitkan mereka untuk mangatasi proses penderitaan. Jadi sensitive
dan jadi gampang marah. Akibatnya hubungan suami dsn istri memburuk.
2.4 Siksaan
Penderitaan
biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau
penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan
rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang
menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan
sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah. Masalah siksaan
jiwa atau rohani (psikis) yang akan diuraikan dalam Ilmu Budaya Dasar, antara
lain :
a.
Kebimbangan
Dialami
oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang
akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi
atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan paean tetapnya. Akibat
dan kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia
merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikimya,
masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan.
Tetapi bagi orang yang kuat berpikimya ia akan cepat mengambil suatu keputusan,
sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
b.
Kesepian
Kesepian
dialami seseorang berupa rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, hal ini akan
terus ia rasakan walaupun ia dalam lingkungan orang ramai Ini yang perlu
dianalisa pertama kali. Perbedaan antara kesepian dengan kesendirian. Kesepian
itu perasaan sepi. Sendirian itu ketika seseorang dalam keadaan sendiri.
Kesepian bisa berarti seperti “tikus kelaparan di lumbung padi”. Banyak orang
di sekitarnya tetapi tetap merasa sepi. Sedangkan sendirian dalam keadaan
sendiri, tetapi tidak merasa sepi.
Pada
kasus tsunami di Aceh pada Tanggal 26 Desember 2004, banyak orang Aceh yang
mengalami kesepian, kesepian ini dikarenakan banyak orang-orang Aceh ditinggal
mati keluarga dan orang yang mereka sayangi, mereka merasa kesepian bahkan
sampai ada yang tak mau hidup lagi, karena mereka beranggapan hidup mereka
tidak beguna lagi tanpa orang-orang yang mereka sayangi, hari-harinya mereka
merasa kesepian walaupun ditengah orang yang ramai menghibur dirinya.
Seperti
juga kebimbangan, kesepian perlu segera diatasi agar seseorang tidak terus
menerus merasakan penderitaan batin. Solusi yang kami tawarkan adalah :
1. Berfikir positif, Yakinlah semua yang telah
menimpah manusia adalah berasal dari ketentuan Allah, ingatlah Allah SWT tidak
pernah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan manusia, berdoa dan
kembali lebih mendekatkan diri kepada Allah akan membuat hati (batin) tidak
kesepian, karena Allah akan selalu bersama manusia dikala senang / bahagian
maupun dikala duka / menderita.
2. Sebagai homo socius, seorang perlu kawan
untuk menghilangkan rasa kesepian, orang itu perlu cepat mencari kawan yang
dapat diajak untuk berkomunikasi yang dapat mengerti dan menghayati kesepian
yang dialami kawan lainnya.
3.
Selain mencari kawan, untuk menghilangkan rasa kesepian, seseorang juga perlu
mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik,
sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam
dirinya.
c.
Ketakutan
Dalam
keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan
tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut
berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana
mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang
yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain
terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim
seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.
Seseorang
yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi
(mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut
tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang
tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan
agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan
cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang
tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif
yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon
negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan
intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon
tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu
sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak
produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.
Penyakit
ketakutan (fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak
realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu.Penderita
biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau
menjalaninya dengan penuh tekanan. Penderita menyadari bahwa kecemasan yang
timbul adalah berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki
masalah.
⦁ Agorafobia
arti
harfiah dari agorafobia adalah takut akan keramaian atau tempat terbuka. secara
lebih khusus agorafobia menunjukkan ketakutan akan terperangkap, tanpa cara
yang mudah untuk terlepas bila kecemasan menyerang. Keadaan-keadaan yang sulit
bagi penderita agoraphobia adalah antri di bank atau pasar swalayan, duduk di
tengah-tengah bioskop atau ruang kelas dan mengendarai bis atau pesawat
terbang. beberapa orang menderita agorafobia setelah mengalami serangan panik
pada salah satu keadaan tersebut. yang lainnya hanya merasakan tidak nyaman dan
tidak pernah mengalami serangan panik. Agorafobia sering mempengaruhi kegiatan
sehari-hari, kadang sangat berat sehingga penderita hanya diam di dalam rumah.
Pengobatan terbaik untuk agorafobia adalah terapi pemaparan, dengan bantuan
seorang ahli, penderita mencari, mengendalikan dan tetap berhubungan dengan apa
yang ditakutinya sampai kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah
terbiasa dengan keadaan tersebut (proses ini disebut habituasi). psikoterapi
dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan psikis yang
melatarbelakangi terjadinya kecemasan.
⦁ Fobia Spesifik
Fobia
spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling sering terjadi. Beberapa
fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai
timbul pada masa kanak-kanak. banyak fobia yang menghilang setelah penderita
beranjak dewasa. fobia lainnya (misalnya takut hewan pengerat, serangga, badai,
air, ketinggian, terbang atau tempat tertutup) baru timbul di kemudian hari. 5%
penduduk menderita fobia tingkat tertentu pada darah, suntikan atau cedera; dan
penderita bisa mengalami pingsan, yang tidak terjadi pada fobia maupun penyakit
kecemasan lainnya. Sebaliknya, banyak pendeita penyakit kecemasan yang
mengalami hiperventilasi, yang menimbulkan perasaan akan pingsan, tetapi mereka
tidak pernah benar-benar pingsan. Penderita seringkali dapat mengatasi fobia spesifik
dengan cara menghindari benda atau keadaan yang ditakutinya. Terapi pemaparan
merupakan sejenis terapi perilaku dimana penderita secara bertahap dihadapkan
kepada benda atau keadaan yang ditakutinya.
terapi ini merupakan pengobatan terbaik untuk fobia spesifik.
Psikoterapi dilakukan agar penderita memahami pertentangan psikis yang mungkin
melatarbelakangi terjadinya fobia spesifik.
⦁ Fobia Sosial
Kemampuan
seseorang untuk menjalin hubungan yang serasi dengan yang lainnya melibatkan
berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan,
hobi, kencan dan perjodohan. Kecemasan tertentu dalam situasi sosial adalah
normal, tetapi penderita fobia sosial merasakan kecemasan yang berlebihan
sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh
tekanan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa 13% penduduk pernah mengalami
fobia sosial. Keadaan-keadaan yang sering memicu terjadi kecemasan pada
penderita fobia sosial adalah:
•
Berbicara di depan umum
•
Tampil di depan umum (main drama atau main musik)
•
Makan di depan orang lain
•
Menandatangani dokumen sebelum bersaksi
•
Menggunakan kamar mandi umum. penderita merasa penampilan atau aksi mereka
tidak tepat.
Mereka seringkali khawatir bahwa kecemasannya
akan tampak, sehingga mereka berkeringat, pipinya kemerahan, muntah, gemetaran
atau suaranya bergetar; jalan pikirannya terganggu atau tidak mampu menemukan
kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan maksud mereka. Jenis fobia sosial yang
lebih umum ditandai dengan kecemasan pada hampir seluruh situasi sosial.
Penderita fobia sosial menyeluruh biasanya merasa bahwa penampilannya tidak
sesuai dengan yang diharapkan, mereka akan merasa terhina atau dipermalukan.
Beberapa orang memiliki rasa malu yang wajar dan menunjukkan malu--malu pada
masa kanak-kanak yang di kemudian hari berkembang menjadi fobia sosial. yang
lainnya mengalami kecemasan dalam situasi sosial pertama kali pada masa
pubertas. Fobia sosial sering menetap jika tidak diobati, sehingga penderita
menghindari aktivitas yang sesungguhnya ingin mereka ikuti. terapi pemaparan
merupakan sejenis terapi perilaku yang efektif untuk mengatasi fobia sosial.
Psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan batin yang
mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia sosial. Beberapa istilah sehubungan
dengan fobia :
⦁ Afrophobia :
ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
⦁ Caucasophobia : ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
⦁ Hydrophobia :
ketakutan akan air.
⦁ Photophobia :
ketakutan akan cahaya.
⦁ Antlophobia :
takut akan banjir.
⦁ Cenophobia :
takut akan ruangan yang kosong
2.5 Kekalutan Mental
Kekalutan mental merupakan suatu keadaan
dimana jiwa seseorang mengalami kakacauan dan kebingungan dalam dirinya
sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarati
seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tak tahu apa yang
mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak
jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental tak waras lagi atau gila.
Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya
mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua,
keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal ini
tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.
2.6 Gejala-Gejala
Permulaan pada Orang yang Mengalami Kekalutan
Gejala-gejala
permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah:
1.
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri
pada lambung.
2.
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
cemburu, mudah marah.
3.
Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar
sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau
melakukan detruksi diri dan bunuh diri
4.
Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social.
5.
Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang
bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis).
6.
Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara
dirinya dengan lingkungan masyarakat.
2.7 Tahap-Tahap Gangguan
Jiwa
1.
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun rohaninya.
2.
Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga
cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan
bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
3.
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan
mengalami gangguan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan
meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
4.
Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya
kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam
memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan,
perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu
dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.5. Faktor
sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa,
misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial
baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak
tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak
dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya.
Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.
2.8 Sebab-Sebab Timbulnya
Kekalutan Mental
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut
:
1.
Kepribadian
yang lemah
2.
Terjadinya
konfilik sosial budaya
3.
Cara pematangan batin
Penderita
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1.
Kota-kota
besar
2.
Anak-anak
muda
3.
Wanita
4.
Orang yang tidak berguna
5.
Orang
yang terlalu mengejar materi
6.
Penderitaan
dan Perjuangan
Setiap manusia pasti akan mengalami
penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah Ujian
kehidupan manusia yang bersifat kodrati(berasal dari tuhan). Karena tergantung
kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal mungkin
atau tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusaha
mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini
bisa mebuat manusia lebih kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi
orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia,
artinya sudah menjadi takdir dari manusia itu sendiri, bahwa manusia hidup
ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan.
Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut karena
penderitaan adalah ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.Kita dapat mencoba
menghilangkan penderitaan kita dengan cara berjuang yaitu dengan terus berusaha
merubahnya.Memang penderitaan merupakan ketentuan dari tuhan yang maha esa
tetapi kita dapat mencoba merubahnya apabila kita terus berusaha dan juga
berdoa untuk merubahnya.Contohnya adalah saat seseorang yang harus reala
mengalami kebutaan dia dapat berusaha untuk dapat melakukan aktivitasnya
walaupun dia buta dengan cara berlatih dan tidak lupa untuk berdoa.
2.9 Penderitaan, Media Masa, dan Seniman
Penderitaan pastilah semua orang
pernah merasakannya. Namun semakin maju suatu zaman maka kemungkinan
penderitaannya juga akan semakin besar. Kemajuan teknologi juga merupakan salah
satu faktor penyebabnya, yaitu seperti penciptaan bom atom, reaktor nuklir,
pabrik senjata, peluru kendali, dan pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang
terjadinya penderitaan manusia. Contoh
sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan,
bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya
gunung berapi, tsunami dan sebagainya dapat membuat penderitaan untuk manusia..
Berita
mengenai penderitaan manusia ramai mengisi lembaran koran, layar kaca dan
berbagai media informasi lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dengan
tujuan agar semua orang mendapatkan informasi tentang dunia luar dan ikut
merasakan penderitaan manusia. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati
manusia untuk berbuat sesuatu, seperti memberikan bantuan. Bantuan yang datang
bisa secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah organisasi
kemanusiaan.
Media masa merupakan alat yang paling
tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarkan
luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera menentukan sikap antara
sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Selain itu komunikasi yang
dilakukan para seniman melalui karyanya juga tidak kalah penting, sehingga para
pembaca, penonton dapat megambil hikmah sekaligus dapat menikmati keindahan
karya seni.
Study Kasus
Ibukota
Negara ini sering dilanda banjir, diperkirakan 2/3 wilayah Jakarta tergenang
air membuat warga Jakarta mengalami penderitaan. Penderitaan meliputi hilangnya
harta benda karena terbawa arus air, perjalanan terganggu karena jalan
tergenang air, pemadaman listrik matinya alat telekomunikasi dan internet tidak
bisa melakukan aktivitas karena akntor tergenang banjir, tingkat yang
mengenaskan yaitu hilangnya nyawa karena bajir. Badan Koordinasi Nasional
(Bakornas) Penanganan banjir data korban
meninggal karena banjir di DKI Jakarta dan Jawa Barat mencapai 67 orang. Banjir
disebabkan meluapnya sungai dan kali di Jakarta akibat curah hujan yng tinggi
dan mampetnya sungai karena banyak sampah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manusia
menjalani kehidupan didunia ini akan selalu mengalami dua hal yang silih
berganti antara kebahagiaan / kesenangan dengan penderitaaan / kesusahan.
Penderitaan atau kesusahan itu merupakan ujian dari Tuhan yang telah
menciptakan manusia. Penderitaan itu dapat menimpa kepada dua aspek manusia,
yaitu aspek jasmani dan aspek rohani. Penderitaan dapat berupa siksaan, yaitu
kebimbangan, kesepian dan ketakutan, serta kekalutan mental yang dapat membuat
manusia menderita. Manusia akan lebih menghargai kebahagiaan setelah manusia itu
merasakan penderitaan, karena ia merasakan bagaimana rasanya menderita dan
ternyata suatu penderitaan bukanlah
sebuah hambatan untuk meraih kesuksesan atau cita-cita. Banyak kita temukan
dibalik seseorang yang menderita, ternyata ia mempunyai semangat / kekuatan baru dalam menjalani hidupnya. Semua kembali
kepada bagaimana seseorang tersebut mengambil hikmah dari segala bentuk
penderitaan yang dialaminya.
3.2 Saran
Untuk
lebih mudah menerima segala kesedihan dan penderitaan hidup kita harus lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan, berserah diri dan menerima segala sesuatu yang
ada. Perlu diketahui bahwa Allah tidak akan memberi suatu cobaan melewati batas
kemampuan manusia itu sendiri. Dan setiap cobaan, musibah dan penderitaan pasti
semua ada hikmah yang dapat kita ambil, Serta yang utama kita harus
banyak-banyak bersyukur, serta melapangkan hati untuk senantiasa ikhlas dalam
menghadapi sebuah cobaan. Karena dalam masalah yang datang, pasti ada makna
yang tersembunyi didalamnya. Sehingga kita harus membuatnya menjadi pengalaman
hidup, karena pengalaman hidup adalah guru yang terbaik.
Penderitaan yang dialami manusia
dapat diatasi dengan cara bersosialisasi dan mencari kawan tempat kita
mencurahkan permasalahan dan penderitaan kita serta penderitaan juga dapat dikurangi
dengan banyak melakukan aktivitas yang bermanfaat dan melupakan penderitaan
yang tengah kita alami, sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh tempat
yang menyita waktu dalam diri.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Yuly. "Manusia dengan
kekuatan mental." Yuly Agustin blogspot. n.d. http://yulyagustin.blogspot.com/2015/11/manusia-dengan-kekalutan-mental-paper-10.html
(accessed oktober 11, 2021).
Bugis, Zulrahman Al. "Tugas
Makalah Manusia Dan Penderitaan." Zulrahman wixsite. 2020. https://zulrahman.wixsite.com/home/single-post/2016/11/14/tugas-makalah-manusia-dan-penderitaan
(accessed oktober 11, 2021).
Febby S., Santhy D. , Ita
Purnamasari. "Ilmu Budaya Dasar Manusia Dan Penderitaan."
academia.edu. 2014-2015. https://www.academia.edu/8334037/ILMU_BUDAYA_DASAR_MANUSIA_DAN_PENDERITAAN
(accessed Oktober 11, 2021).
IGI, STIE. "Manusia dan
Penderitaan." STIE-IGI. n.d. https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/senen-22-juni-jam-09-budaya-dasar-antonius.pdf
(accessed Oktober 11, 2021).
Maharani, Aisya Tyas.
"Penderitaan, Media Masa, dan Seniman." Aisyah Tyas Maharani
wordpress. November 14, 2013. https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/11/14/penderitaan-media-masa-dan-seniman/
(accessed Oktober 11, 2021).
Novella, Inayah. "Makalah
Manusia Dan Penderitaan." Inayah Novelia Rizki blogspot. April 2, 2016. http://inayahnoveliarizki.blogspot.com/2016/04/makalah-manusia-dan-penderitaan.html?m=1
(accessed Oktober 11, 2021).
Rizqi, Ahmad Fathur. "Makalah
Tentang Manusia Dan Penderitaan." My Fatihurrizqi blogspot. April 10,
2016. http://myfatihurrizqi.blogspot.com/2016/04/makalah-manusia-penderitaan.html?m=1
(accessed Oktober 11, 2021).
Sufaraj, Nur Hikmah. "Makalah
Manusia Dan Penderitaan." arafarra17 blogspot. Maret 29, 2016. https://arafarra17.blogspot.com/2016/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
(accessed Oktober 11, 2021).