Selasa, 12 Oktober 2021

Manusia dan Penderitaan

MAKALAH

Manusia dan Penderitaan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar

Dosen Pengampu : Linda Handayani

Disusun oleh :

1.      Marcel                                           (21221106)

2.      Nisrina Athirah                             (21221492)

3.      Nova Arriyanti Ningrum               (21221504)

4.      Nur Agnes Agustin                       (21221520)

5.      Rahmat Riano Sazen                     (21221602)

6.      Rahmadhanti Safitri                      (21221676)

7.      Ridha Farhanah                             (21221746)

 

 

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2021

 

 

KATA PENGANTAR

 

       Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

 

 

                                                                                                                                Jakarta, 11 Oktober  2021

 

Penyusun

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. 2

DAFTAR ISI 4

BAB I 5

PENDAHULUAN.. 5

1.1 Latar Belakang. 5

1.2 Rumusan Masalah. 5

1.3 Tujuan. 5

BAB II 6

PEMBAHASAN.. 6

2.1 Pengertian Penderitaan. 6

2.2 Penderitaan dan Penyebab. 6

2.3 Jenis Kesedihan. 6

2.4 Siksaan. 7

2.5 Kekalutan Mental 11

2.6 Gejala-Gejala Permulaan pada Orang yang Mengalami Kekalutan. 11

2.7 Tahap-Tahap Gangguan Jiwa. 11

2.8 Sebab-Sebab Timbulnya Kekalutan Mental 12

2.9  Penderitaan, Media Masa, dan Seniman. 13

Study Kasus. 13

BAB III 15

PENUTUP. 15

3.1 Kesimpulan. 15

3.2 Saran. 15

DAFTAR PUSTAKA.. 16

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Manusia yang hidup di dunia pasti pernah merasakan penderitaan. Penderitaan yang ringan atau berat. Hidup tidak selalu bahagia tuhan memiliki cara untuk mengukur seberapa kuat ketaatan iman kita. Bahkan hidup didunia pun tidak selalu susah,sedih ataupun menderita. Terkadang manusia diberikan kesenangan duniawi manusia akan melupakan batasan-batasan yang telah ditetapkan sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuk membuatnya menderita. Penderitaan selalu datang tanpa kita duga, manusia tidak akan pernah tau kapan, jam berapa, menit keberapa dan detik keberapa penderitaan datang menghampiri hidupnya. Manusia hanya perlu menjalankan hidup dengan sebaik-baiknya patuh dengan aturan yang berlaku dan sesuai agama atau kepercayaan  yang ia anut.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun masalah-masalah yang dibahas :

1.      Apa pengertian penderitaan dan sebabnya?

2.      Apa saja jenis jenis penderitaan?

3.      Apa pengertian siksaan?

4.      Apa yang dimaksud siksaan bersifat psikis?

5.      Apa yang dimaksud kekalutan mental?

1.3 Tujuan

1.      Mendeskripsikan pengertian dari penderitaan

2.      Mendeskripsikan penyebab penderitaan

3.      Mendeskripsikan penderitaan yang bersikap psikis dalam Ilmu Budaya Dasa

4.      Mendeskripsikan Kekalutan Mental

5.      Mendeskripsikan Sebab-Sebab Timbulnya Kekalutan Mental

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita, derita berasal dari bahasa sansekerta, dhra berarti menahan atau menanggung. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia derita artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang tidak menyenangkan. Derita lawan kata dari kesenangan ataupun kegembiraan.

2.2 Penderitaan dan Penyebab

Sebab- sebab timbulnya penderitaan dibagi sebagai berikut :

1.      Penderitaan timbul karena perbuatan buruk manusia

2.      Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuataan buruk manusia terjadi hubungan manusia dengan alam sekitar. Karena perbuatan buruk sesama manusia, maka manusia lain menjadi menderita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran timbul setelah musibah mebuat manusia menderita.

3.       Penderitaan timbul akibat penyakit, siksaan atau azab

Namun kesabaran, tawakal dan optimis merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan.

2.3 Jenis Kesedihan

Setiap kesedihan membawa tantangan tersendiri untuk dihadapi. Contoh musibah atau kesedihan dapat melahirkan reaksi berbeda dan bagaimana bertindak

          Kehilangan orang tua

Hubungan antara orangtua dan anak tentu menjadi salah satu jenis hubungan yang ikatan batin dan psikisnya paling erat. Perpisahan menjadi suatu yang sangat berat. Kadang sebagian orang kesulitan menghadapi momen perpisahan dengan orang tua.

          Keguguran

Kehamilan merupakan suatu hal yang dinanti-nantikan bagi banyak pasangan Rencana tidak selalu berjalan dengan mulus. Masalah genetik dapat menyebabkan pasangan sulit mendapatkan anak. Seorang ibu merasa lebih kehilangan dibandingkan pasangannya. Dan seorang laki-laki umumnya, mereka menahan emosi terdalamnya. Dengan dukungan mereka dapat menghadapi kenyataan.

          Kehilangan anak

Jika bayi lahir belum beberapa hari kemudian dipanggil yang maha kuasa, seoarang ibu umumnya memiliki perasaan menyalahkan dirinya dan bertanya apa kesalahan yng dibuat sehinnga anaknya meninggalkannya. Umumnya pasangan mencoba memberikan dukungan yang rasional. Harus berusaha keras dengan tidak mencoba mencari penyebab hal itu terjadi.

Orang tua umumnya merasa sangat syok, mereka akan menderita dan sulitmenerima keadaan. Menyulitkan mereka untuk mangatasi proses penderitaan. Jadi sensitive dan jadi gampang marah. Akibatnya hubungan suami dsn istri memburuk.

2.4 Siksaan

Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatupemerintah. Masalah siksaan jiwa atau rohani (psikis) yang akan diuraikan dalam Ilmu Budaya Dasar, antara lain :

a. Kebimbangan

Dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan paean tetapnya. Akibat dan kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikimya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikimya ia akan cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.

b. Kesepian

Kesepian dialami seseorang berupa rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, hal ini akan terus ia rasakan walaupun ia dalam lingkungan orang ramai Ini yang perlu dianalisa pertama kali. Perbedaan antara kesepian dengan kesendirian. Kesepian itu perasaan sepi. Sendirian itu ketika seseorang dalam keadaan sendiri. Kesepian bisa berarti seperti “tikus kelaparan di lumbung padi”. Banyak orang di sekitarnya tetapi tetap merasa sepi. Sedangkan sendirian dalam keadaan sendiri, tetapi tidak merasa sepi.

Pada kasus tsunami di Aceh pada Tanggal 26 Desember 2004, banyak orang Aceh yang mengalami kesepian, kesepian ini dikarenakan banyak orang-orang Aceh ditinggal mati keluarga dan orang yang mereka sayangi, mereka merasa kesepian bahkan sampai ada yang tak mau hidup lagi, karena mereka beranggapan hidup mereka tidak beguna lagi tanpa orang-orang yang mereka sayangi, hari-harinya mereka merasa kesepian walaupun ditengah orang yang ramai menghibur dirinya.

Seperti juga kebimbangan, kesepian perlu segera diatasi agar seseorang tidak terus menerus merasakan penderitaan batin. Solusi yang kami tawarkan adalah :

1.  Berfikir positif, Yakinlah semua yang telah menimpah manusia adalah berasal dari ketentuan Allah, ingatlah Allah SWT tidak pernah memberikan ujian yang melebihi batas kemampuan manusia, berdoa dan kembali lebih mendekatkan diri kepada Allah akan membuat hati (batin) tidak kesepian, karena Allah akan selalu bersama manusia dikala senang / bahagian maupun dikala duka / menderita.

2.  Sebagai homo socius, seorang perlu kawan untuk menghilangkan rasa kesepian, orang itu perlu cepat mencari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami kawan lainnya.

3. Selain mencari kawan, untuk menghilangkan rasa kesepian, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam dirinya.

c. Ketakutan

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

Penyakit ketakutan (fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus menerus dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal tertentu.Penderita biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan. Penderita menyadari bahwa kecemasan yang timbul adalah berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki masalah.

          Agorafobia

arti harfiah dari agorafobia adalah takut akan keramaian atau tempat terbuka. secara lebih khusus agorafobia menunjukkan ketakutan akan terperangkap, tanpa cara yang mudah untuk terlepas bila kecemasan menyerang. Keadaan-keadaan yang sulit bagi penderita agoraphobia adalah antri di bank atau pasar swalayan, duduk di tengah-tengah bioskop atau ruang kelas dan mengendarai bis atau pesawat terbang. beberapa orang menderita agorafobia setelah mengalami serangan panik pada salah satu keadaan tersebut. yang lainnya hanya merasakan tidak nyaman dan tidak pernah mengalami serangan panik. Agorafobia sering mempengaruhi kegiatan sehari-hari, kadang sangat berat sehingga penderita hanya diam di dalam rumah. Pengobatan terbaik untuk agorafobia adalah terapi pemaparan, dengan bantuan seorang ahli, penderita mencari, mengendalikan dan tetap berhubungan dengan apa yang ditakutinya sampai kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah terbiasa dengan keadaan tersebut (proses ini disebut habituasi). psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan psikis yang melatarbelakangi terjadinya kecemasan.

          Fobia Spesifik

Fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling sering terjadi. Beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak-kanak. banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa. fobia lainnya (misalnya takut hewan pengerat, serangga, badai, air, ketinggian, terbang atau tempat tertutup) baru timbul di kemudian hari. 5% penduduk menderita fobia tingkat tertentu pada darah, suntikan atau cedera; dan penderita bisa mengalami pingsan, yang tidak terjadi pada fobia maupun penyakit kecemasan lainnya. Sebaliknya, banyak pendeita penyakit kecemasan yang mengalami hiperventilasi, yang menimbulkan perasaan akan pingsan, tetapi mereka tidak pernah benar-benar pingsan. Penderita seringkali dapat mengatasi fobia spesifik dengan cara menghindari benda atau keadaan yang ditakutinya. Terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku dimana penderita secara bertahap dihadapkan kepada benda atau keadaan yang ditakutinya.  terapi ini merupakan pengobatan terbaik untuk fobia spesifik. Psikoterapi dilakukan agar penderita memahami pertentangan psikis yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia spesifik.

          Fobia Sosial

Kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan yang serasi dengan yang lainnya melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan keluarga, pendidikan, pekerjaan, hobi, kencan dan perjodohan. Kecemasan tertentu dalam situasi sosial adalah normal, tetapi penderita fobia sosial merasakan kecemasan yang berlebihan sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa 13% penduduk pernah mengalami fobia sosial. Keadaan-keadaan yang sering memicu terjadi kecemasan pada penderita fobia sosial adalah:

• Berbicara di depan umum

• Tampil di depan umum (main drama atau main musik)

• Makan di depan orang lain

• Menandatangani dokumen sebelum bersaksi

• Menggunakan kamar mandi umum. penderita merasa penampilan atau aksi mereka tidak tepat.

Mereka seringkali khawatir bahwa kecemasannya akan tampak, sehingga mereka berkeringat, pipinya kemerahan, muntah, gemetaran atau suaranya bergetar; jalan pikirannya terganggu atau tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan maksud mereka. Jenis fobia sosial yang lebih umum ditandai dengan kecemasan pada hampir seluruh situasi sosial. Penderita fobia sosial menyeluruh biasanya merasa bahwa penampilannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mereka akan merasa terhina atau dipermalukan. Beberapa orang memiliki rasa malu yang wajar dan menunjukkan malu--malu pada masa kanak-kanak yang di kemudian hari berkembang menjadi fobia sosial. yang lainnya mengalami kecemasan dalam situasi sosial pertama kali pada masa pubertas. Fobia sosial sering menetap jika tidak diobati, sehingga penderita menghindari aktivitas yang sesungguhnya ingin mereka ikuti. terapi pemaparan merupakan sejenis terapi perilaku yang efektif untuk mengatasi fobia sosial. Psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan batin yang mungkin melatarbelakangi terjadinya fobia sosial. Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :

          Afrophobia      : ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.

          Caucasophobia            : ketakutan akan orang dari ras kaukasus.

          Hydrophobia   : ketakutan akan air.

          Photophobia    : ketakutan akan cahaya.

          Antlophobia     : takut akan banjir.

          Cenophobia     : takut akan ruangan yang kosong

2.5 Kekalutan Mental

Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kakacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarati seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal ini tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.

2.6 Gejala-Gejala Permulaan pada Orang yang Mengalami Kekalutan

Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah:

1. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.

2. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,         cemburu, mudah marah.

3. Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri

4. Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social.

5. Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis).

6. Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.

2.7 Tahap-Tahap Gangguan Jiwa

1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.

2. Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.

3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan. Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.

4. Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.5. Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.

2.8 Sebab-Sebab Timbulnya Kekalutan Mental

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :

1.      Kepribadian yang lemah

2.      Terjadinya konfilik sosial budaya

3.       Cara pematangan batin

Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :

1.      Kota-kota besar

2.      Anak-anak muda

3.      Wanita

4.       Orang yang tidak berguna

5.      Orang yang terlalu mengejar materi

6.      Penderitaan dan Perjuangan

Setiap manusia pasti akan mengalami penderitaan, baik yang berat maupun yang ringan. Penderitaan adalah Ujian kehidupan manusia yang bersifat kodrati(berasal dari tuhan). Karena tergantung kepada manusia itu sendiri bisa menyelesaikan masalah itu semaksimal mungkin atau tidak. Manusia dalah makhluk berbudaya, dengan budaya itulah ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam hidupnya atau yang dialaminya. Hal ini bisa mebuat manusia lebih kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau berada di sekitarnya.

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi takdir dari manusia itu sendiri, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, tetapi juga harus merasakan penderitaan. Manusia juga harus optimis tiap mengalami penderitaan tersebut karena penderitaan adalah ujian dari Tuhan Yang Maha Esa.Kita dapat mencoba menghilangkan penderitaan kita dengan cara berjuang yaitu dengan terus berusaha merubahnya.Memang penderitaan merupakan ketentuan dari tuhan yang maha esa tetapi kita dapat mencoba merubahnya apabila kita terus berusaha dan juga berdoa untuk merubahnya.Contohnya adalah saat seseorang yang harus reala mengalami kebutaan dia dapat berusaha untuk dapat melakukan aktivitasnya walaupun dia buta dengan cara berlatih dan tidak lupa untuk berdoa.

2.9  Penderitaan, Media Masa, dan Seniman

Penderitaan pastilah semua orang pernah merasakannya. Namun semakin maju suatu zaman maka kemungkinan penderitaannya juga akan semakin besar. Kemajuan teknologi juga merupakan salah satu faktor penyebabnya, yaitu seperti penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, dan pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Contoh  sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunung berapi, tsunami dan sebagainya dapat membuat penderitaan untuk manusia..

            Berita mengenai penderitaan manusia ramai mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media informasi lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dengan tujuan agar semua orang mendapatkan informasi tentang dunia luar dan ikut merasakan penderitaan manusia. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu, seperti memberikan bantuan. Bantuan yang datang bisa secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah organisasi kemanusiaan.

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera menentukan sikap antara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Selain itu komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karyanya juga tidak kalah penting, sehingga para pembaca, penonton dapat megambil hikmah sekaligus dapat menikmati keindahan karya seni.

 Study Kasus

Ibukota Negara ini sering dilanda banjir, diperkirakan 2/3 wilayah Jakarta tergenang air membuat warga Jakarta mengalami penderitaan. Penderitaan meliputi hilangnya harta benda karena terbawa arus air, perjalanan terganggu karena jalan tergenang air, pemadaman listrik matinya alat telekomunikasi dan internet tidak bisa melakukan aktivitas karena akntor tergenang banjir, tingkat yang mengenaskan yaitu hilangnya nyawa karena bajir. Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) Penanganan  banjir data korban meninggal karena banjir di DKI Jakarta dan Jawa Barat mencapai 67 orang. Banjir disebabkan meluapnya sungai dan kali di Jakarta akibat curah hujan yng tinggi dan mampetnya sungai karena banyak sampah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

3.1 Kesimpulan

Manusia menjalani  kehidupan didunia ini  akan selalu mengalami dua hal yang silih berganti antara kebahagiaan / kesenangan dengan penderitaaan / kesusahan. Penderitaan atau kesusahan itu merupakan ujian dari Tuhan yang telah menciptakan manusia. Penderitaan itu dapat menimpa kepada dua aspek manusia, yaitu aspek jasmani dan aspek rohani. Penderitaan dapat berupa siksaan, yaitu kebimbangan, kesepian dan ketakutan, serta kekalutan mental yang dapat membuat manusia menderita. Manusia akan lebih menghargai kebahagiaan setelah manusia itu merasakan penderitaan, karena ia merasakan bagaimana rasanya menderita dan ternyata  suatu penderitaan bukanlah sebuah hambatan untuk meraih kesuksesan atau cita-cita. Banyak kita temukan dibalik seseorang yang menderita, ternyata ia mempunyai semangat / kekuatan  baru dalam menjalani hidupnya. Semua kembali kepada bagaimana seseorang tersebut mengambil hikmah dari segala bentuk penderitaan yang dialaminya.

3.2 Saran

Untuk lebih mudah menerima segala kesedihan dan penderitaan hidup kita harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, berserah diri dan menerima segala sesuatu yang ada. Perlu diketahui bahwa Allah tidak akan memberi suatu cobaan melewati batas kemampuan manusia itu sendiri. Dan setiap cobaan, musibah dan penderitaan pasti semua ada hikmah yang dapat kita ambil, Serta yang utama kita harus banyak-banyak bersyukur, serta melapangkan hati untuk senantiasa ikhlas dalam menghadapi sebuah cobaan. Karena dalam masalah yang datang, pasti ada makna yang tersembunyi didalamnya. Sehingga kita harus membuatnya menjadi pengalaman hidup, karena pengalaman hidup adalah guru yang terbaik.

Penderitaan yang dialami manusia dapat diatasi dengan cara bersosialisasi dan mencari kawan tempat kita mencurahkan permasalahan dan penderitaan kita serta penderitaan juga dapat dikurangi dengan banyak melakukan aktivitas yang bermanfaat dan melupakan penderitaan yang tengah kita alami, sehingga rasa kesepian tidak lagi memperoleh tempat yang menyita waktu dalam diri.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Agustin, Yuly. "Manusia dengan kekuatan mental." Yuly Agustin blogspot. n.d. http://yulyagustin.blogspot.com/2015/11/manusia-dengan-kekalutan-mental-paper-10.html (accessed oktober 11, 2021).

Bugis, Zulrahman Al. "Tugas Makalah Manusia Dan Penderitaan." Zulrahman wixsite. 2020. https://zulrahman.wixsite.com/home/single-post/2016/11/14/tugas-makalah-manusia-dan-penderitaan (accessed oktober 11, 2021).

Febby S., Santhy D. , Ita Purnamasari. "Ilmu Budaya Dasar Manusia Dan Penderitaan." academia.edu. 2014-2015. https://www.academia.edu/8334037/ILMU_BUDAYA_DASAR_MANUSIA_DAN_PENDERITAAN (accessed Oktober 11, 2021).

IGI, STIE. "Manusia dan Penderitaan." STIE-IGI. n.d. https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/senen-22-juni-jam-09-budaya-dasar-antonius.pdf (accessed Oktober 11, 2021).

Maharani, Aisya Tyas. "Penderitaan, Media Masa, dan Seniman." Aisyah Tyas Maharani wordpress. November 14, 2013. https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/11/14/penderitaan-media-masa-dan-seniman/ (accessed Oktober 11, 2021).

Novella, Inayah. "Makalah Manusia Dan Penderitaan." Inayah Novelia Rizki blogspot. April 2, 2016. http://inayahnoveliarizki.blogspot.com/2016/04/makalah-manusia-dan-penderitaan.html?m=1 (accessed Oktober 11, 2021).

Rizqi, Ahmad Fathur. "Makalah Tentang Manusia Dan Penderitaan." My Fatihurrizqi blogspot. April 10, 2016. http://myfatihurrizqi.blogspot.com/2016/04/makalah-manusia-penderitaan.html?m=1 (accessed Oktober 11, 2021).

Sufaraj, Nur Hikmah. "Makalah Manusia Dan Penderitaan." arafarra17 blogspot. Maret 29, 2016. https://arafarra17.blogspot.com/2016/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1 (accessed Oktober 11, 2021).

 

 

 

 

 

 

Manusia dan Penderitaan

MAKALAH Manusia dan Penderitaan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar Dosen Pengampu : Linda Handayani Disu...